Goresan Pena Pelipur Lara

Mengenang seorang sahabat yang tlah berpulang akibat penyakit kanker rahim yang tlah menggerogoti tubuhnya. Dalam suatu masa di saat nafas  masih menemaninya, dia tuliskan goresan tinta ini tuk mengabadikan luka hatinya. Tak sedikitpun kesedihan tergambar di wajahnya walau derita yang senantiasa dia rasakan. Semoga kau tenang di pembaringan abadimu sahabatku. Yatniyati, S.Pd Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 143 Jakarta.


MENGHITUNG HARI
Ketika aku terkapar di meja operasi
Ku sangka...semua terhenti sampai disini
Mungkinkah bulan tersenyum di malam hari ?
Mungkinkah mentari menyapa di esok pagi ?
Tak ada lagi air mata di pipi
Tak ada lagi tangis di hati
Atau mungkin hatiku tak utuh lagi ?
Tuhan....Ku Mohon,
Biarkan aku merobek hati...
Izinkan aku menunggu matahari...
Jangan biarkan lara menghampiri...
Tuhan...Aku selalu ingin berarti...
Meski hidup tak pasti lagi....
Bahkan mengering basi....
Terimakasih Tuhan, Masih Kau beri aku kesempatan
Kan ku renda dan kuhiasi lembaran panjang hidup,
Kendati dalam hitungan hari...
Biarkan aku hidup....bila masih berguna....
Bagi keluargaku....Bagi lingkunganku...
Bagi murid-muridku....!
Terlebih lagi, untuk-MU, Ya Tuhanku.....





Posting Komentar

0 Komentar