Sekelumit Kisah di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlit Jakarta

Kisah ini merupakan pengalaman yang dialami oleh penulis sendiri saat harus mengalami isolasi di Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlit Jakarta karena terpapar covid sejak tanggal 9 Juli 2021 hingga 21 Juli 2021. Kisah bermula ketika kami sekeluarga (aku, ibuku dan anak bungsuku yang baru duduk di bangku SMK kelas XI ) harus terpapar covid karena kontak dengan adikku yang lebih dahulu dinyatakan positif berdasarkan hasil tes swab PCR. Pada awalnya sakit yang aku derita adalah demam tinggi, panas dingin dan menggigil selama 7 hari, masih di rumah dengan meminum obat resep dokter, namun karena tak kunjung sembuh dan juga menular ke anak dan ibuku maka mau tidak mau kami bertiga swab juga. Kamis sore tanggal 8 Juli 2021 kami tes swab pcr di sebuah lembaga swab drive thrue Bumame Farmasi yang terletak di daerah sunter. Kami memilih drive thrue di Sunter karena posisi tempat tinggal kami yang dekat dan harga yang terjangkau serta hasil yang cepat (1x24 jam), dan keesokan harinya tepat jam 09.06 hasilnya sudah keluar dan kami bertiga dinyatakan positif dengan CT Value yang berbeda-beda. Aku dengan CT Value 22,79 anakku 12,30 sedang ibuku 12,10. Saat itu kami memang masih merasakan demam tinggi. 

Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, malam itu juga kami berangkat ke RSDC Wisma Atlit secara mandiri tanpa melalui Puskesmas atau membawa rujukan Puskesmas. Untuk sampai di Tempat Pendaftaran, kami harus melalui pemeriksaan dari TNI yang ada di gerbang utama sebelum masuk area wisma atlit, kami diperiksa saturasinya dan ditanya surat rujukan serta alasan kedatangan, kami berikan alasan yang logis sehingga kami bisa melewati pos penjagaan TNI di gerbang utama, kemudian kami juga harus melewati gerbang ke dua yang akan memasuki area wisma atlit, disitu juga ditanya oleh seorang penjaga berpakaian seragam TNI, kami sampaikan bahwa sedang nunggu dijemput oleh adik yang ada di dalam, akhirnya kami bisa masuk ke area tempat Pendaftaran Tower 5, karena lumayan jalan sekitar 500 meter nafasku tersengal-sengal /nyesek. Bertemu dengan dokter di bagian pendaftaran aku disuruh duduk karena nafasku yang ngos-ngosan. Dokterpun menanyakan surat rujukan, aku sampaikan bahwa kami datang secara mandiri tidak mendapat rujukan dari Puskesmas, dokter mengatakan bahwa seharusnya ibu datang dengan membawa rujukan dari Puskesmas, namun mengingat bahwa pasien sudah sampai disitu maka dokter tidak boleh menolak pasien. Alhamdulillah kami pun dilayani dan diproses pendaftarannya. 

RSDC Wisma Atlit Jakarta

Akhirnya kami ditempatkan di Tower 5 Lantai 11 Kamar 10, masuk ke kamar tepat jam 00.42 WIB tanggal 10 Juli 2021. Di kamar tersedia 3 bed/tempat tidur, dapur, kamar mandi dan ruang tamu. Fasilitas kamar dilengkapi dengan AC dan WIFI Gratis. Malam itu kami memulai perawatan oleh tenaga medis/kesehatan secara terpantau. Di pagi hari jam 6.00 pagi kami di datangi oleh dokter dan perawat jaga serta ditanya keluhannya apa, kami sampaikan bahwa kami masih demam, panas dingin , batuk pilek, nyesak dan agak sedikit mual. dokter mencatat semua keluhan kami. 

Perawatan di RSDC Wisma Atlit benar-benar mandiri, kami harus bisa melayani diri kami sendiri. Makanan datang 3 x sehari plus scank 1 x di pagi hari jam 08.00,  demikian juga dengan obat-obatan namun kami harus mengambilnya sendiri di depan ruang perawat lantai 11. Para tenaga medis sangat menjaga diri mereka. Semua tenaga medis maupun pelayanan menggunakan APD Lengkap sehingga mereka terlindungi dari bahaya terpapar pasien Covid. 

Pada hari ke 2 kami diambil sampel darah untuk diperiksa Laboratorium,  sedang hari ke 3 kami di foto rontgen Thorax nya oleh petugas penata rontgen, jika hasilnya ada sesuatu maka dokter akan memanggil namun jika hasilnya baik-baik saja maka hasil tidak disampaikan ke pasien. Hari dei hari kami lalui perawatan di Wisma Atlit ini, hal yang rutin kami jalani adalah setiap pagi kami akan berolah raga dan berjemur. Kami melihat suasana di lapangan olahraga setiap pagi dan sore selalu ada kegiatan senam bersama, namun aku ingat pesan salah seorang teman yang mantan pasien Covid di wisma atlit mengatakan bahwa sebaiknya aku tidak usah ikut berkerumun di bawah sebaiknya kalau mau berjemur di rooftop saja yang ada di setiap tower. Contohnya di tower 5 ada rooftop di lantai 12, khusus untuk berjemur. Berhubung kamarku selalu mendapat sinar matahari pagi langsung maka aku hanya 1 x pernah ke rooftop, sisa nya aku selalu berjemur di kamar dan selau senam pagi juga di kamar. 

Saat pemngambilan sampel darah  saat antri rontgent                 saat swab ulang di hari ke 10

Pada hari ke 10 kami di Swab PCR Ulang, pagi jam 09.00 kami antri swab PCR yang merupakan bagian dari fasilitas yang diberikan secara cuma-cuma. hasilnya kami peroleh keesokan harinya di hari ke 11, dan alhamdulillah hasilnya aku sudah negatif, namun ibu dan anakku masih positif dengan CT Value yang sudah ada perbaikan menjadi 28,2 ibuku dan 27,9 anakku. Namun perawat menyampaikan bahwa kami bertiga sudah diijinkan untuk pulang karena sudah 10 hari di rawat di wisma atlit dan untuk yang masih positif dapat melanjutkan isolasi mandiri di rumah selama 5 hari. 

 

Demikianlah sekelumit kisahku mengalami isolasi di RSDC Wisma Atlit. Sungguh sebuah pengalaman yang patut disyukuri karena dengan begini kami bisa melihat bagaimana perjuangan para tenaga kesehatan di garda terdepan melayani para pasien Covid dengan taruhan nyawa mereka. Kalian wahai Pejuang  Kesehatan para tenaga medis ....semoga Allah SWT selalu melindungi kalian dan keluarga kalian serta membalas jasa kalian dengan pahala yang berlipat ganda. Dan bagi masyarakat diluar sana yang masih meragukan pandemi covid ini, kamilah saksi sejarah yang merasakan sendiri bagimana kami berjuang mengejar negatif. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari setiap peristiwa. 



Posting Komentar

0 Komentar