Hingga Akhir Waktu

Langit...... 
tak pernah sekalipun terbersit dalam hatiku akan hadirnya dirimu dalam langkah hidupku 
Tanpa kusadari hadirmu membuatku mengenal kembali rasa yang tlah lenyap 
caramu beri ku semangat tuk tunaikan asa yang membumbung tinggi 
tiada letih kau pecahkan satu demi satu aral nan menghadang 
pancaran kasihmu teramat dalam membekas di lubuk hatiku 

Langit...... 
bagiku semua sangat berarti walau kau bukan hanya milik bumi 
kuingin kau disini tepiskan smua rasa sepiku 
tumbuhkan pucuk-pucuk cinta nan kian mengembang

Langit....... 
Dalam sepiku kurenungi arti semua ini 
masih pantaskah Bumi berharap 
bahwa bumi dan langit kan selalu bersama hingga akhir waktu


hanya bumi dan langit abadikan slamanya
    

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Catatan awal yang perlu disampaikan adalah masih adanya kesalahan teknis dalam peulisan, yakni ejaan. Contoh, penggunaan tanda baca titik (.) yang dipanjangkan (saya kutip: Langit ........). penulisan partikel pun pada kata sekalipun (seharusnya: sekali pun). Lalu pada penulisan kata //pantaskah Bumi berharap// . Penulisan Bumi seharusnya cukup /bumi/ dengan huruf /b/kecil. Langit bisa merupakan simbol sesuatu yang tertinggi atas pemahaman manusia. Maka langit adalah segalanya. Puisi “Langit” menarik direnungkan.

    BalasHapus